Kamis, 26 April 2012

Self directed Changes


Kali ini saya akan membahas materi Self Directed Changes.sebetulnya apa sih self directed changes itu?mari kita bahas.. Kebanyakan dari bab ini menjelaskan secara terperinci mengenai langkah demi langkah merubah pengendalian diri
Self Directed Changes menurut saya adalah perubahan dalam melakukan sesuatu dari yang negatif menjadi positif,dan dari yang positif menjadi negatif sebelum kita melakukan perubahan-perubahan kita memilih kebiasaan-kebiasaan yang ingin dilakukan atau dihentikan.yaitu ada 6 tahap yang bisa digambarkan pada langkah ini :
1.Tentukan target dalm pemilihan kebiasaan baru.
2.pegang catatan target kebiasaanmu selama beberapa minggu ini.
3.hindari atau dekati hal-hal yang akan menjerumuskan pada kebiasaan buruk atau menguatkan kemauan berubah.
4.aplikasikan segala hal yang bermanfaat yang bisa menguatkan pencapaian target perbaikan kebiasaan
5.aplikasi rencanamu beberapa lama
6.evaluasi progresmu
Untuk mengontrol konsekuensi pada perilaku kita, lebih baik kita menyiasati tindakan kita untuk mencapai keberhasilan dalam usaha mencapai perubahan kebiasaan buruk, baik memberi penguatan yang memotivasi ataupun menghukum diri kita sendiri apabila kembali mengulangi kebiasaan tersebut.
Self directed changes ini mungkin sama aja seperti perubahan sikap.Teori perubahan sikap disajikan dalam empat teori,yaitu:Teori keseimbangan,teori konsistensi kognitif-afektif,teori ketidaksesuaian(disonance theory) dan yang terakhir teori atribusi.saya tidak akan memperjelas mengenai teori perubahan sikap.tetapi saya akan memberi penjelasan mengenai mengapa bisa terjadi perubahan sikap.
ada dua penjelasan untuk menerangkan perubahan sikap yang anda alami. Pertama oleh karena adanya konsistensi kognitif dalam diri anda. Kedua, karena adanya persuasi untuk merubah sikap anda.

1.      Konsistensi kognitif
Semua orang berupaya mencari konsistensi di dalam pikiran mereka, baik dalam hal keyakinan, nilai-nilai maupun persepsi. Jika tidak konsisten mereka akan berusaha menjadikannya konsisten. Tidak mungkin pada saat yang sama anda akan mengakui bahwa pemerkosaan itu jahat sekaligus baik. Anda pasti memilih salah satunya saja.

2.      Komunikasi persuasif
Lihatlah di majalah-majalah, koran, televisi, dan media massa lainnya. Anda akan menemukan banyak sekali informasi yang ditujukan untuk mengubah sikap anda. Mulai dari berita, opini, iklan, dan sebagainya. Misalnya iklan dibuat agar anda berubah sikap hingga mau membeli barang yang diiklankan.
Bagaimana sebuah persuasi bisa berhasil merubah sikap? Ada beberapa syarat agar persuasi bisa merubah sikap. Baik penyampai persuasi atau komunikator, isi pesan, maupun audiens (pihak yang dipersuasi) harus sama-sama menunjang.
Berikut beberapa fakta yang berhubungan dengan perubahan sikap dan persuasi.
  1. Orang yang ahli lebih persuasif ketimbang yang tidak ahli.
  2. Pesan yang tidak ditujukan untuk merubah sikap kadangkala lebih berhasil merubah sikap daripada pesan yang sengaja ditujukan untuk merubah sikap.
  3. Komunikator yang populer dan menarik lebih bisa merubah sikap daripada yang tidak populer dan tidak menarik
  4. Orang yang memiliki percaya diri tinggi lebih sulit diubah sikapnya
  5. Orang yang memiliki harga diri tinggi lebih sulit diubah sikapnya
Menolak perubahan sikap
Bisa saja anda menolak untuk merubah sikap anda meskipun telah memperoleh informasi yang tidak konsisten dengan sikap anda atau telah mendapat persuasi. Pertanyaannya, mengapa anda menolak merubah sikap anda?
Terdapat beberapa penyebab sehingga anda mau merubah sikap anda. Pertama, anda berupaya melindungi kebebasan anda. Diri anda tidak ingin memiliki sikap tertentu karena hasil persuasi atau bujukan orang lain. Sikap yang dihasilkan dari persuasi orang lain berarti menandakan ketidakbebasan anda dalam menentukan sikap anda sendiri. Ini makanya gembar gembor agar anda memilih partai tertentu tidak mempengaruhi anda sama sekali. Begitupun usaha para sales yang sedemikian gencar menawarkan produk pada anda malah membuat anda terganggu. Anda merasa memiliki kebebasan untuk apapun. Persuasi-persuasi tadi dianggap mengganggu kebebasan anda. Oleh sebab itu anda menolak berubah.
Kedua, anda menolak persuasi karena tahu bahwa pesan yang anda terima memang dibuat untuk persuasi. Seringkali ada informasi yang memang sengaja digunakan untuk merubah sikap orang. Nah, jika anda tahu bahwa informasi tertentu ditujukan untuk mengubah sikap anda, maka anda cenderung menolaknya. Misalnya dalam sebuah acara televisi mengenai bahaya merokok, narsumber mengatakan bahwa merokok merugikan keuangan. Nah anda malah mengatakan “ah, itu kan kata dia saja!”
Ketiga, menghindar dari informasi yang tidak konsisten dengan sikap anda. Biasanya secara otomatis seseorang akan lebih memperhatikan informasi yang konsisten dengan sikapnya dan mengabaikan yang tidak konsisten.
Cukup sekian pembahasannya,kurang lebihnya mohon maaf.apabila ada kata-katanya atau materinya rada enggak nyambung mohon di maafkan..:)
Sumber :
buku psikologi umum 2

4 komentar:

usmansoleh mengatakan...

wah terimakasih info'a,bermanfaat.
smoga qta bisa berubah tentunya menuju ke arah kebaikan,amin

Azizah Fathia mengatakan...

wah setuju ! perubahan ke arah positif itu emang sangat diperlukan dalam hidup :)

Grace Natalia Heryes mengatakan...

isinya bagus banget
jadi nambah ilmu

fitri nurhayati mengatakan...

nice share :)
keep posting yaa..

Posting Komentar

 
Copyright 2009 blogreza. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemescreator
Blogger Showcase